Sabtu, 02 April 2011

Mutasi

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik yang dapat diwariskan kepada keturunannya.
Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel somatik, yaitu sel tubuh seperti sel kulit. Mutasi ini tidak akan diwariskan pada keturunannya. Mutasi Gametik adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet, yaitu sel organ reproduksi yang meliputi sperma dan ovum pada manusia. Karena terjadinya di sel gamet, maka akan diwariskan kepada keturunannya.
Pada umumnya, mutasi itu merugikan, mutannya bersifat letal dan homozigot resesif. Namun mutasi juga menguntungkan, diantaranya, melalui mutasi, dapat dibuat tumbuhan poliploid yang sifatnya unggul. Contohnya, semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji, buah stroberi yang besar, dll. Mutasi ini juga menjadi salah satu kunci terjadinya evolusi di dunia ini.
Bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut MUTAGEN. Mutagen dibagi menjadi 3, yaitu:
Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin.
Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan sinar gamma. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit.
Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
Macam-macam mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi
Mutasi titik
Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA. Mutasi titik relatif sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme pemulihan gen. Mutasi titik dapat berakibat berubahnya urutan asam amino pada protein, dan dapat mengakibatkan berkurangnya, berubahnya atau hilangnya fungsi enzim.
Aberasi
Mutasi kromosom, sering juga disebut dengan mutasi besar/gross mutation atau aberasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit dalam mitosis.
Aneuploidi adalah perubahan jumlah n-nya. Dalam hal ini, "n" menandakan jumlah set kromosom. Sebagai contoh, sel tubuh manusia memiliki 2 paket kromosom sehingga disebut 2n, dimana satu paket n manusia berjumlah 23 kromosom. Aneuploidi dibagi menjadi 2, yaitu: Autopoliploidi, yaitu n-nya mengganda sendiri karena kesalahan meiosis. Allopoliploidi, yaitu perkawinan atau hibrid antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya.
Aneusomi adalah perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya beneng-benang spindel ke sentromer) dan non disjunction (gagal berpisah).
Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan:
Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis).
Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami trisomik pada kromosom gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki, namun testisnya tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak bisa menghasilkan sperma (aspermia) dan mandul (gynaecomastis) serta payudaranya tumbuh.
Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs.
Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom autosom. kromosom autosomnya mengalami kelainan pada kromosom nomor 13, 14, atau 15.
Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada autosom. Autosom mengalami kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18. Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak lonjong, bahu lebar pendek, telinga agak ke bawah dan tidak wajar.
Delesi Terjadi ketika sebuah fragmen kromosom patah dan hilang pada saat pembelahan sel. Kromosom tempat fragmen tersebut berasal kemudian akan kehilangan gen-gen tertentu. Namun dalam beberapa kasus, fragmen patahan tersebut dapat berikatan dengan kromosom homolog menghasilkan Duplikasi. Fragmen tersebut juga dapat melekat kembali pada kromosom asalnya dengan arah terbalik dan menghasilkan Invers
http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi

Porifera

PORIFERA
A. Ciri-ciri Porifera
Kata Porifera berasal dari bahasa Latin, porus yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang berarti mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan hewan yang memiliki pori pada struktur tubuhnya.
Porifera merupakan hewan bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana. Sebagian besar hewan ini hidup di laut dangkal, sampai kedalaman 3,5 meter, dan hanya satu suku (familia) yang hidup di habitat air tawar yaitu Spongilidae.
Porifera mempunyai bentuk tubuh menyerupai vas bunga atau piala dan melekat pada dasar perairan. Tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luar (epidermis) tersusun atas sel-sel berbentuk pipih, disebut pinakosit. Pada epidermis terdapat porus/lubang kecil disebut ostia yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh (spongocoel). Sedangkan lapisan dalam tersusun atas sel-sel berleher dan berflagel disebut koanosit yang berfungsi untuk mencernakan makanan
Diantara epidermis dan koanosit terdapat lapisan tengah berupa bahan kental yang disebut mesoglea atau mesenkim. Di dalam mesoglea terdapat beberapa jenis sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblas, sel arkheosit.
Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengambil makanan yang telah dicerna di dalam koanosit. Sel skleroblas berfungsi membentuk duri (spikula) atau spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat. Sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak, berongga seperti spon.
Sedangkan sel arkheosit berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang rusak dan regenerasi.
perhatikan gambar 1. irisan melintang porifera
Gambar 1. (a) dan (b) struktur tubuh porifera, serta (c) koanosit.
Gambar di bawah ini adalah macam-macam spikula dengan bahan penyusunnya.
Gambar 2. Macam-macam bentuk spikula
Makanan Porifera berupa partikel zat organik atau makhluk hidup kecil yang masuk bersama air melalui pori-pori tubuhnya. Makanan akan ditangkap oleh flagel pada koanosit. Selanjutnya makanan dicerna di dalam koanosit. Dengan demikian pencernaannya secara intraselluler. Setelah dicerna, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel lainnya. Sedangkan zat sisa makanan dikeluarkan melalui oskulum bersama sirkulasi air.
Porifera berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dengan pembentukan tunas (budding). Tunas atau budding yang dihasilkan kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru, atau tetap menempel pada induknya sehingga menambah jumlah bagian-bagian dari kelompok Porifera. Sedangkan pembiakan secara seksual berlangsung dengan persatuan antara sel telur dan spermatozoid, dan menghasilkan zigot yang selanjutnya berkembang menjadi larva berflagel. Larva tersebut dapat berenang dan keluar melalui oskulum. Bila menemukan tempat yang sesuai, larva akan menempel kemudian tumbuh menjadi Porifera baru.
Nah, untuk mengenal lebih jauh tentang Porifera, cobalah sekali waktu Anda berwisata ke pantai. Perhatikan hewan-hewan kecil yang melekat pada dasar perairan. Bila bentuk tubuhnya seperti vas bunga/piala, pasti hewan tersebut adalah Porifera.
Menurutmu, bagaimanakah cara hidup hewan Porifera? Profera hidup secara heterotrof, menempel di dasar laut dengan kedalaman 5 km. Adapula yang hidup di air tawar, misalnya Haliciona.

________________________________________
B.Tipe Tubuh Porifera
Berdasarkan sistem saluran air yang terdapat pada Porifera, hewan ini dibedakan atas tiga tipe tubuh, yaitu tipa Ascon, tipe Sycon dan tipe Rhagon. Ikuti uraian berikut ini!
1. Tipe Ascon
Tipe Ascon merupakan tipe Porifera yang mempunyai sistem saluran air sederhana. Air masuk melalui pori yang pendek, lurus ke spongocoel (rongga tubuh) lalu keluar melalui oskulum. Contoh tipe Ascon misalnya Leucoslenia.
2. Tipe Sycon
Tipe Sycon merupakan Porifera yang mempunyai dua tipe saluran air, tetapi hanya radialnya yang mempunyai koanosit. Air masuk melalui pori ’‡ke saluran radial yang berdinding koanosit ’‡spongocoel ’‡keluar melalui oskulum, misalnya Scypha.
3. Tipe Rhagon (Leucon)
Tipe Rhagon merupakan Porifera dengan tipe saluran air yang paling kompleks/rumit. Porifera ini mempunyai lapisan masoglea yang tebal dengan sistem saluran air bercabang-cabang. Koanosit dibatasi oleh suatu rongga yang bersilia berbentuk bulat.
Air masuk melalui pori ’‡saluran radial yang bercabang-cabang ’‡keluar melalui oskulum. misalnya Euspongia dan Spongida.
Gambar 3. Beberapa sistem saluran pada Porifera
________________________________________
C. Klasifikasi Porifera
Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya, Porifera dibagi menjadi tiga kelas.

1. Kelas Calcarea

Kerangka tubuh kelas Calcarea berupa spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat. Misalnya Scypa, Grantia, Leucosolenia.

2. Kelas Hexatinellida

Kerangka tubuh kelas Hexatinellida berupa spikula yang mengandung Silikat atau Kersik (SiO2). Bentuk tubuh umumnya berbentuk silinder atau corong. Misalnya Euplectella aspergilium.

3. Kelas Demospongia

Kerangka tubuh kelas Demospongia terbuat dari spongin saja, atau campuran spongin dan zat kersik. Misalnya Euspongia sp dan Spongilla sp.



Gambar 4. Contoh hewan Porifera

sistem koloid


KOLOID
A.    SISTEM DISPERSI
Sistem disperesi adalah pencampuran secara nyata antara dua zat atau lebih di mana zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut dengan fase terdispersi dan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut medium pendispersi. Berdasarkan ukuran fase terdispersinya, system dipersi dibedakan menjadi tiga, yaitu : larutan sejati, koloid dan suspensi. Sifat dari masing masing sistem dispersi tersebut adalah
No
Larutan Sejati
Koloid
Suspensi
1
Satu Fase
Dua fase
Dua fase
2
Jernih
Tidak jernih
tidak jernih
3
Campurannya homogen
Homogeny (tetapi terlihat heterogen dengan mikroskop ultra)
Campurannya heterogen
4
Diameter partikelnya lebih kecilndaro10-7 cm
Diameter partikel antara 10-7 cm sampai 10-5 cm
Diameter partikelnya lebih besar dari 10-5 cm
5
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring  ultra
Dapat disaring
6
Tidak memisah jika didiamkan (stabil)
Tidak memisah jika didiamkan (stabil)
memisah jika didiamkan (tidak stabil)
7
Transparan
Antara transparan dan tidak
Tidak transparan
8
Contoh: campuran gula dan air
Contoh: susu
Contoh: tanah liat dilarutkan dalam air

B. KLASIFIKASI KOLOID
Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Nama Koloid
Contoh
Gas
Cair
Buih/busa
Busa sabun, putih telur yang dikocok dengan kecepatan tinggi, krim cukur jenggot
Gas
Padat
Busa padat
Karet busa, busa apung
Cair
Gas
Aerosol cair
Kbut, awan, hair spray
Cair
Cair
Emulsi
Cat air, susu, dan air santan
Cair
Padat
Emulsi padat
Keju, mentega, mutiara
Padat
Gas
Aerosol padat
Asap, debu di udara
Padat
Cair
Sol
Cat, selai
Padat
Padat
Sol padat
Paduan logm dan macam-macam gelas berwarna

C. SIFAT – SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndal
- Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid
- Penyebabnya : ukuran yang dimiliki oleh partikel koloid
2. Gerak Brown
- Gerak lurus tak beraturan (zig-zag) dari partikel koloid dalam medium pendispersi
- Terjadi akibat tabrakan antara partikel koloid dengan mendium pendispersinya
- Gerak semakin cepat jika ukuran partikel koloid semakin kecil
- Gerak Brown menyebabkan system koloid bersifat stabil
3. Elektroforesis
- adalah pergerakan koloid di bawah pengaruh medan listrik.
- partikel koloid data bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan
- Manfaat Elektroforesis
a. Untuk menentukan muatan partikel koloid
b. Untuk memproduksi barang barang industri yang terbuat dari karet
c. Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik
    dengan alat yang disebut Cottrel
4. Adsorpsi
- Adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain.
- Zat yang diserap disebut fase terserap dan zat yang menyerap disebut adsorpen.
- disebabkan karena gaya tarik molekul-molekul pada permukaan adsorpen.
- Pemanfaatan adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
a. Proses pemutihan gula pasir
b. Penyembuhan sakit perut dengan serbuk karbon atau norit
c. Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawa (Al2(SO4)3)
d. Penggunaan arang aktif
- Penggunaan arang halus pada masker, berfungsi untuk menyerap gas yang beracun
- Filter pada rokok, yang berfungsi untuk mengikat asap nikotin dan tar
5. Koagulasi
- peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel koloid
- terjadi karena kerusakan stabilitas system koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan.
- terjadi dalam 3 cara
a. Mekanik, yakni dengan pengadukan, pemanasan dan pendinginan
b. Penambahan elektrolit
c. Pencampuran koloid yang berbeda muatan
d. elektroforesis
- Proses Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada : perebusan telur, perebusan tahu, pembuatan lateks, proses penjernihan air, pembentukan delta di muara sungai pengolahan asap atau debu.
6. Koloid Pelindung
- system koloid yang ditambahkan pada koloid lain agar diperoleh koloid yang stabil
- contoh : gelatin yang digunakan pada pembuatan es krim untuk mencegah
pembentukan kristal es yang keras dan kasar
7. Dialisis
- proses penghilangan ion-ion penggangu kestabilan koloid dengan menggunakan selaput Semipermeabel.
- Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh ion dan air,
Tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel koloid.
- Aplikasi dalam kehidupan : Dalam proses cuci darah penderita gagal ginjal, proses dialysis. Berfungsi untuk menghilangkan urea dari darah.
8. Koloid Liofil dan Liofob
- Koloid Liofil : koloid yang partikelnya menarik (suka) medium pendispersinya.
Contoh : agar-agar, lem, kanji, gelatin
- Koloid Liofob ; koloid yang tidak menarik (tidak suka) medium pendispersinya.
Contoh : koloid logam
D. CARA PEMBUATAN KOLOID
1. Cara Kondensasi
- Dilakukan dengan cara menggabungkan atau mengumpulkan molekul atau ion dari
larutan sejati menjadi partikel koloid
- Dapat dilakukan melalui : Reaksi Redoks, Reaksi Hidrolisis, Reaksi Penggaraman
2. Cara Dispersi
- Proses mengubah partikel kasar menjadi partikel koloid.
- Dilakukan melalui : Cara mekanik (penggerusan), cara peptisasi (penambahan ion     sejenis dalam endapan), cara busur bredig (cara listrik)


 
Copyright © Destin Anugerah Sari. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh